Razia Gelandangan (surabaya,jawa timur)
Wali kota Surabaya
Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya rajin melakukan razia gelandangan
dan orang gila di titik keramaian, seperti pasar, terminal dan
perempatan jalan. Sehingga hingga kini 1.500 orang gila ada di
Lingkungan Pondok Sosial (Lipinsos) Keputih.
Mereka, kata Risma, diberi makan setiap hari dan dipenuhi kebutuhan sosialnya agar tetap merasa hidup sebagai manusia biasa.
"Saya wali kotanya orang gila, karena saya pelihara banyak orang gila. Ada 1.500 di Liponsos," katanya, saat menjadi narasumber "Kampus Kompas TV" di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (15/4/2016).
Namun, sebut dia, mayoritas atau 95 persen warga Liponsos bukan warga Surabaya. "Mereka berasal daerah di sekitar Surabaya, bahkan ada yang dari luar Jatim," jelasnya.
Sepanjang Januari-Februari 2016, sudah 410 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terjaring razia. Jumlah tersebut didominasi oleh orang gila atau gelandangan psikotik sebanyak 171 orang, anak jalanan 63 anak, gelandangan 63 orang, dan pengemis 30 orang.
Sebagian besar dari mereka terjaring di sekitar persimpangan lalu lintas dan sedang mengamen atau membersihkan kaca mobil. Ada kecenderungan, di tempat itu bila jalannya sepi, mereka menggedor kaca mobil dan melakukan tindak kriminal.
PMKS yang terjaring razia, tidak hanya akan dibawa ke pondok sosial untuk ditampung tetapi juga dibawa ke pengadilan untuk menjalani sidang tuntutan tindak pidana ringan (Tipiring).
Sanksinya berupa sanksi administratif minimal Rp 50.000, atau kurungan selama tiga bulan. (Kompas.Com)
No comments:
Post a Comment