TOLAK TERORIS DI DUNIA MAYA
Seorang mantan petinggi Jamaah
Islamiyah (JI) pernah mengatakan
Akan tetapi, setelah masa
reformasi, gerakan yang dilakukan JI
tidak lagi di ‘bawah tanah’. Aksi
mereka bukan lagi sembunyi-
sembunyi.
Penyebaran ideologi dan propaganda
mulai terbuka. Kelompok ini
memanfaatkan berbagai media.
Beberapa di antaranya, mereka
mencetak dan menyebarkan paham
radikal terorisme melalui buku,
majalah, buletin dan lainnya.
Seiring waktu, sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi,
dunia maya juga menjadi sarana yang
dipilih untuk menebarkan propaganda.
Selanjutnya, mereka pun
memanfaatkan kecanggihan internet
sehingga penyebaran ideologi terorisme
lebih gampang, cepat, murah dan
sangat luas. Ya, website dan situs
internet jadi primadona yang
membantu memuluskan aksi mereka.
Senada dengan itu, Ustad Abdurachman
Ayub, penasihat Forum Komunikasi
Alumni Afghanistan Indonesia juga
mengatakan, sekarang ini kelompok
radikal terorisme lebih gampang
menjaring anggota baru dengan adanya
perkembangan teknologi.
Kalau dulu, upaya merekr
ut anggota
baru harus dilakukan dengan cara tatap
muka.
Namun, dengan adanya situs
atau laman internet, memudahkan
pergerakan untuk menyebarkan
propaganda mereka. Ya, memanfaatkan
dunia maya dinilai sangat efektif.
Nah, yang menjadi target kelompok
radikal terorisme adalah remaja dan
pemuda. Kenapa? Karena mereka
cenderung masih berpola pikir labil. Di
sisi lain, pada usia-usia ini semangat
sedang tinggi dan lagi mencari jati diri.
Dengan begitu, berbagai doktrin akan
lebih mudah tersampaikan.
Misalnya, dengan menanamkan pikiran
sesat bahwa NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) ini negara kafir.
Karena itu, diharuskan ‘hijrah’ ke
kelompok yang dituju yang mengklaim
diri mereka suci. Bila bergabung
dengan kelompok ini, surga di depan
mata. Apalagi bila benar-benar
melaksanakan ‘jihad’ dalam bentuk
melakukan berbagai ancaman teror
seperti bom dan sebagainya.
Melalui teknologi, doktrin dan ideologi
yang disampaikan akan lebih efektif.
Apalagi generasi yang disasar ini
memang melek internet. Jadi,
seseorang tak harus pergi ke suatu
tempat, tapi akidah dan keyakinan bisa
berubah hanya dengan mendapat
propaganda dari dunia maya. Sekali
lagi, ini membuktikan bahwa
propaganda via internet sangatlah
efektif dan efisien. Bahkan konon, Abu
Bakar Ba'asyir yang di Nusakambangan
menyatakan baiat kepada ISIS melalui
situsnya.
Untuk menghadapi persoalan krusial
ini, salah satu upaya strategis telah
dilakukan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Beberapa waktu lalu, lembaga ini
mencanangkan program Damai di
Dunia Maya 2016. BNPT merangkull
kaum muda penggiat dunia maya
untuk aktif menyukseskan program
yang bertujuan menciptakan
perdamaian melalui dunia maya. Untuk
mendukung program itu, diluncurkan
portal www.damai.id .
Sebelumnya, BNPT membentuk Pusat
Media Damai (PMD) untuk menggagas
program-program perdamaian dan
menangkal propaganda terorisme
dengan meluncurkan website
informatif damailahindonesiaku.com
dan portal bersifat edukatif
jalandamai.org.
Program Damai di Dunia Maya
bermaksud membangun suasana damai
di dunia maya serta memberikan
pencerahan tentang Indonesia dalam
format kedamaian. Nantinya, jejaring
Damai ini akan membentuk beragam
komunitas cinta damai, cinta Indonesia,
dan nasionalisme tanpa hasutan atau
kekerasan.
Kita harapkan para pemuda bisa
bersinergi menggaungkan dunia maya
dengan berbagai konten damai.
No comments:
Post a Comment